Senin, 28 November 2011

THOLUT VS JALUT


“Orang-orang yang ketika dikatakan mereka, ‘sesungguhnya manusia telah berkumpul untuk (menyerang) kalian, takutlah kalian pada mereka’ …” (QS. Alu ‘Imron: 173)
Lihatlah orang-orang yang hari ini berkata, “sesungguhnya Amerika dan sekutu-sekutunya telah berkumpul untuk menyerang ummat islam, mereka juga telah berkumpul untuk menyerang kita di Jaziroh ‘Arob, Iraq dan di negera-negara lain, bagaimana bisa kita akan menghadapi mereka?” mereka menakut-nakuti Anda! Tapi, kadang sebagian orang-orang sekarang memiliki Fiqh Syaithoniy, mereka tidak berkata “takutlah pada mereka”, mereka berkata “bagian dari Bab Bersikap Lembut (Toleransi) Pada Musuh”. Buruk sekali, perkataan ini tidak pernah dijumpai meski pada orang-orang munafiq tempo dulu. Mereka tidak berkata “takutlah pada mereka”, karena mereka tahu bahwa perkataan itu tercamtum dalam al-Qur-an. Sehingga mereka merubahnya dengan bentuk lain, dan mengungkapkannya dengan ungkapan lain, mereka berkata “kita harus toleran terhadapa musuh! Kita tidak bisa menandingi musuh dalam hal jumlah ataupun kesiapan (kekuatan). Masalahnya adalah penentuan waktu, sekarang bukan waktunya jihad!” Lalu jika Anda bertanya, “kapan waktunya jihad?” Mereka berkata, “tidak tau!”[1]
Tentukan bagi kami waktu yang dapat Anda usulkan agar kami bisa mulai memerangi musuh! Akan Anda dapati bahwa kedua tangannya berwarna kuning lagi dusta dalam klaim-nya. Dia hanya ingin cuek (terhadap jihad) sembari ingin mengatakan, “takulah pada mereka” tapi dia ungkapkan dengan ungkapan yang berbeda.
Orang-orang terlantar yang hina yang cahaya wahyu telah padam dari hatinya tidak mendengar firman Alloh yang maha mulia lagi tinggi mengenai kisah Tholut dan pengikut-pengikut tholut,
فَلمَّا فََصَلَ طَالُوتُ بِالجنودِ قَالَ إِنَّ اللهَ مُبتَلِيكُمْ بِنَهْرٍ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيسَ مِنِّي وَمَنْ لمْ يَطْعَمْهُ فَإنهُ مِنِّي إِلاَّ مَنْ اغْتَرَفَ غُرفَة ًبِيَدِهِ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلاَّ قَليلاً مِنهُم فَلمَّا جَاوَزهُ هُوَ والذِينَ آمَنُوا مَعَهُ
“maka tatkala Tholut keluar bersama tentara-tentaranya, dia berkata, ‘sesungguhnya Alloh menguji kalian dengan sebuah sungai. Siapa yang minum dari sungai itu bukanlah golonganku. Barang siapa yang tidak mengecapnya maka termasuk golonganku, kecuali orang yang hanya minum dengan seciduk tangan maka juga termasuk gololanganku’. Lalu mereka pada minum dari sungai itu kecuali hanya sedikit dari mereka. Maka tatkala dia bersama dengan orang-orang yang beriman telah melewati sungai …” (QS. Al-Baqoroh: 249)
Sebagian Ahlut Tafsir seperti as-Suddiy dan lainnya berkata, “Jumlah tentara Tholut yang ingin berperang mendekati 80.000 orang sebelum Alloh mewajibkannya. Kemudian dipasanglah berbagai rambu ujian di atas jalan jihad dan kemuliaan sesuai dengan qodar, qodho’ dan hikmah Alloh. Maka diukirlah ujian demi ujian untuk orang-orang yang terlantar itu agar mereka kembali sebelum sampai garis api, hingga jatuhlah orang-orang yang suka mengklaim, pendusta lagi pembual. Hingga mereka berhasil melewati sungai, padahal dari 80.000 orang tidak berhasil melewati sungai bersama Tholut kecuali 314 orang!
Lihatlah sunnah ketentuan Alloh terhadap orang-orang dahulu dan sekarang, maka tatkala mereka telah melewati juga, apakah mereka semua juga mempunyai keteguhan yang sama muthlaq? Senantiasa ada dalam hati sebagian mereka, dari kalangan orang-orang mukmin yang jujur yang telah merobohkan kenikmatan-kenikmatan dunia di belakang mereka dan terbebani oleh berbagai celaan, tikaman, hinaan dan cemohan, mereka juga telah melewati sungai, sebagian mereka atau sebagian besar mereka tatkalah melihat kekuatan Jalut sang durjana berkata, “mereka berkata, ‘hari ini kami tidak memiliki kekuatan…” lihatlah orang-orang yang berkata mengenai kekuatan dan kemampuan, mereka berkata, harus ada jumlah dan persiapan (kekuatan) yang mendekati, “mereka berkata, hari ini kami tidak memiliki kekuatan menghadapi Jalut dan pasukannya”. Tapi ummat yang jujur di segala zaman dan tempat tidak kehilangan sejumlah orang yang teguh karena Alloh, berani membela firman Alloh, mau menolong sunnah Rosululloh ‘alayhis sholatu was salam
قالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً
“Orang-orang yang yakin bahwa mereka akan berjumpa dengan Alloh berkata, “berapa banyak kelompok yang sedikit menang melawan kelompok yang banyak?” (QS. Al-Baqoroh: 249)
(Menang) dengan keperkasaan mereka? Dengan kekuatan mereka? Dengan kabilah mereka? Dengan prediksi mereka? Dengan nasab mereka? Dengan kebangsaan mereka? Dengan klaim mereka terhadap tauhid? Dengan klaim bohong dan bualan mereka melaksanakan syari’at? Tidak…
بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
“… dengan izin Alloh padahal Alloh bersama orang-orang yang bersabar.” (QS. Al-Baqoroh: 249)
Lihatlah putaran terakhir, ketika mereka telah maju,
وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ
“Dan ketika mereka telah pergi untuk (memerangi) Jalut dan tentaranya …” (QS. Al-Baqoroh: 250)
Dan tentu saja dua tentara  sudah saling berbaris, dan mereka melihat bahwa kekuatan mereka telah terputus dan bahwa bala bantuan telah lenyap di hadapan mereka. Karena tidak ada keserupaan di antara dua pasukan itu. Dan tidak mungkin dalam perang itu terjadi keserupaan apapun dalam hal jumlah dan kesiapan (kekuatan). Maka apabila kekuatan itu telah terputus, di manakah tempat lari? Tidak ada tempat lari dari Alloh kecuali kepada-Nya. Lihat apa yang mereka katakan,
قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“mereka berkata, ‘wahai Robb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, teguhkanlah kaki kami dan tolonglah kami untuk melawan kaum kafir” (QS. Al-Baqoroh: 250)
Lari kepada Alloh adalah senjata yang muthlaq. Secara muthlaq, Dia tidak akan mengabaikan orang yang menggunakan itu sebagai senjata. Apa yang dihasilkan? Langsung setelah doa, setelah mereka putus asa dari pertolongan makhluq terhadap mereka, padahal tidak tersisa siapapun dari mereka di medan itu kecuali jumlah yang sedikit ini. Bagaimana jika mereka menengadahkan tangan untuk berdoa dengan jujur kepada (Alloh) Yang di tangan-Nya lah ubun-ubun orang-orang kuat, kepada (Alloh) Yang di tangan-Nya lah pengawasan terhadap thoghut-thoghut manusia dan jin,
فَهَزَمُوهُمْ بِإِذْنِ اللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُدُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ
“lalu mereka bisa mengalahkan Jalut dan pasukannya dengan izin Alloh, Dawud[2] pun dapat membunuh Jalut dan Alloh memberikan padanya kekuasaan dan hikmah[3] (QS. Al-Baqoroh: 251)
Lihatlah bagaimana kemenangan terjadi setelah jihad? Tidak bisa kekuasaan, ilmu yang haqiqi, hikmah robbaniyyah dan penolakan terhadap kebathilan beserta pelakunya di dapatkan kecuali dengan jihad dan perang.
وَقَتَلَ دَاوُدُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ
Dawud pun dapat membunuh Jalut dan Alloh memberikan padanya kekuasaan dan hikmah” (QS. Al-Baqoroh: 251)
Kapan Alloh memberikan ilmu dan hikmah? Sebelum jihad atau setelah jihad? Sebelum jihad, Dawud ‘alayhis salam bukanlah seorang nabi, bukan seorang ‘alim, dan bukan seorang Raja. Lalu ketika Alloh memuliakannya dengan berlumurannya darah thoghut Jalut di tangannya, lihat kemulian yang diberikan Alloh Yang maha mulia lagi tinggi,
وَقَتَلَ دَاوُدُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ
Dawud pun dapat membunuh Jalut dan Alloh memberikan padanya kekuasaan dan hikmah” (QS. Al-Baqoroh: 251)
Dawud tidak menunggu dialog dulu dengan Jalut, yang tentu akan menyusahkan,  selama sepuluh tahun atau lima tahun atau lebih atau kurang. Sebagaimana perkataan sebagian orang, “jika dia mendapat petunjuk…” lihat bagaimana talbis (tipuan) itu sangat terselubung, dia katakan, “sungguh, jika Alloh memberi petunjuk pada seorang pastur dengan perantara Anda, adalah lebih baik dari pada Anda membunuh dia!” Ini merupakan kedustaan terhadap Rosul shollallohu ‘alayhi wa sallam. Ini merupakan pengurangan terhadap Rosul shollallohu ‘alayhi wa sallam dan para sahabatnya. Lihat bagaimana membalik kebathilan hingga mereka bisa mengklaim bahwa itu adalah suatu kebenaran. Tapi…
وَقَتَلَ دَاوُدُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَاءُ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ
Dawud pun dapat membunuh Jalut dan Alloh memberikan padanya kekuasaan dan hikmah, juga Alloh berikan ilmu sesuai dengan yang Dia kehendaki. Seandainya Alloh tidak menolak sebagian manusia lalu menggantinya sebagian dengan sebagian yang lain… ” (QS. Al-Baqoroh: 251)
Bukan dengan dialog… dalam ayat ini jelas disebutkan menolak. Adapun dialog, sesungguhnya itu tidak dapat menolak apapun hingga makhluq yang paling hina sekalipun. Tidak diragukan lagi bahwa dialog mempunyai posisi tersendiri dalam syari’at, tapi itu memiliki fase, waktu, kondisi dan pertimbangan syar’iy lagi jelas. Yang sekarang bukanlah tempat ditampakkan di beberapa ayat itu. Adapun jika musuh telah bertindak, adapun jika musuh orang-orang zholim telah berkuasa, adapun jika kesucian kaum muslimin telah dilecehkan dengan bebas, adapun jika Ahlul Ngeyel telah berbicara mengenai kesyirikan dan ke-kufur-an di negeri Haromain (Makkah dan Madinah), dan adapun jika wali-wali Alloh, ulama’ ahlut tauhid dan millah (ulama’ yang memegang dan membela islam), telah dipenjara tanpa ada dialog yang diklaim itu, maka tidak ada solusi kecuali dengan (perlawanan) pedang. Kemuliaan hanya milik Alloh, Rosul-Nya dan kaum beriman.
وَلَوْلاَ دَفْعُ اللهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَلَكِنَّ اللهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ
“Seandainya Alloh tidak menolak sebagian manusia lalu menggantinya sebagian dengan sebagian yang lain, niscaya bumi menjadi rusak, akan tetapi Alloh memiliki karunia yang (dicurahkan) atas semesta alam. ” (QS. Al-Baqoroh: 251)
Sedangkan dalam surat al-Hajj,
لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ
“… niscaya rumah ibadah para rahib dihancurkan …” (QS. Al-Hajj: 40)
Urusannya adalah urusan aktivitas, penghancuran, pembangunan dan perobohan bangunan. Jika tidak kita robohkan bangunan mereka sesuai batasan syari’at, mereka akan robohkan masjid-masjid sesuai nash al-Qur-an,
لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“niscaya rumah-rumah ibadah para rahib, gereja-gereja nashroni, gereja-gereja yahudi (di Ibrani), dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Alloh. Dan Alloh akan menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Alloh maha kuat lagi perkasa.” (QS. Al-Hajj: 40)
Berapa banyak menara? Berapa banyak masjid? Berapa banyak tanah yang suci telah dihancurkan oleh rusia, amerika, yahudi, kaum munafiq dan antek-antek mereka di setiap tempat? Berapa banyakkah? Berapa banyakkah? Berapa banyakkah?
Kemudian ketika wali-wali Alloh –demikian kami menganggap mereka- menghancurkan dua gedung saja dari gedung-gedung ke-kufur-an dan ke-durjana-an, yang digunakan sebagai tempat untuk memerangi diin (agama) Alloh Raja Yang maha kuasa… berbicaralah beo-beo, berbagai kedustaan dari thoghut-thoghut yang rusak (juga keluar), (beo-beo itu) adalah payung-payung bagi para thoghut yang menutup-nutupi (kejahatan) mereka dengan nama syari’ah. Alloh pasti membinasakan mereka, bagaimana mereka bisa dipalingkan padahal Alloh tidak menginginkan sesuatu kecuali agar cahaya (petunjuk)-Nya menjadi sempurna meskipun orang-orang kafir dan para penjahat membencinya.
Seandainya cahaya itu sempurna di bumi yang ditaburi dengan berbagai wewangian dan bunga, niscayalah sebagian besar tukang klaim tidak terbongkar (kebohongannya). Orang-orang yang menisbatkan diri pun tidak tertinggal. Niscaya Habil dan Nabil masuk bersama-sama (ke dalam cahaya itu), begitu juga orang yang jujur dan orang yang dusta. Akan tetapi, Alloh tidak menginginkan sesuatu, kecuali untuk memasang rambu-rambu yang menjadikan kaki-kaki orang yang tidak yakin tersingkap. Adapun orang-orang yang sabar dan beriman, sesungguhnya mereka tidak akan tergoncang disebabkan adanya karunia dari Alloh. Tidakkah Anda mendengar firman Alloh Yang maha mulia lagi tinggi, “bersabarlah…”. Seandainya jalan ini tidak ada kesulitannya, Alloh tidak akan berfirman, “bersabarlah…”,
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ
“bersabarlah, sesungguhnya janji Alloh adalah benar (kepastian)” (QS. Ar-Rum: 60)
Pasti! Meskipun akal Anda sama sekali tidak dapat memahami (datangnya janji itu).
Pernah ketika Musa ‘alayhis salam sampai di (tepi) laut, padahal beliau dikejar oleh thoghut Fir’aun beserta pengikut-pengikut dan tentara-tentaranya, sahabat-sahabat beliau pun berkata, “sesungguhnya kita pasti tertangkap” (QS. As-Syu’aro’: 61). Fir’aun di belakang kita sedangkan laut di depan kita. Seperti yang dikatakan di zaman sekarang, “kita pasti tertangkap”. Amerika dengan satelit-satelitnya, dengan berbagai kekuatannya, dengan berbagai bomnya dan dengan berbagai rudal jarak jauhnya, bagaimana kita bisa menghadapi mereka??!! “Kita pasti tertangkap” sebagaimana yang dikatakan kebanyakan orang yang tidak mengenal Alloh dengan sebenar-benarnya. Namun ketika itu… apakah Musa ‘alayhis salam mendapat petunjuk mengenai apa yang akan Alloh berikan padanya? Tidak… namun beliau mendapat petunjuk bahwa pertolongan itu pasti datang, tapi tak tahu bagaimana. Beliau menjawab, “sekali-kali tidak, sesungguhnya aku bersama Robb-ku yang akan memberiku petunjuk.” (QS. As-Syu’aro: 62). Beliau tidak mengatakan “aku bersama tentara, aku memiliki kekuatan.” Namun beliau berkata, “sekali-kali tidak, sesungguhnya aku bersama Robb-ku yang akan memberiku petunjuk.” Maksudnya, Alloh akan memberiku petunjuk mengenai apa yang harus aku lakukan, apa yang akan ku perbuat di depan musuh? Sesungguhnya kita sedang berada dalam situasi yang tak bisa digambarkan, tapi aku memiliki Alloh, Robb yang akan memberiku petunjuk. Yakin… Lihatlah orang-orang yang yakin, bagaimana mereka mendapat pertolongan. Musa ‘alayhis salam tidak melengkapi perkataannya itu kecuali wahyu langsung datang padanya. Alloh melihat makhluk pada waktunya dan terdapat ‘ibroh setelahnya. Alloh memerintahkan beliau hanya dengan tongkatnya saja, untuk memukul laut itu dengannya! Alloh tidak menolong beliau dengan pedang, tidak juga dengan kekuatan nyata, bukan pula dengan bom, juga bukan dengan berbagai senjata pemusnah masal atau non pemusnah masal.
Meskipun nantinya mungkin saja Anda tidak mendapatkan sebuah tongkat setelah Anda pikirkan semampu Anda sebab-sebab yang ada saat itu, bukan sebab-sebab khayalan yang tidak mungkin anda mendapatkannya. Hanya saja, sebab apa pun yang ada saat itu gunakanlah… optimalkanlah… jangan membatasi sehingga Alloh akan mengabaikan Anda… meskipun dengan tongkat sebagaimana yang dilakukan oleh Musa ‘alayhis salam, lalu Alloh memerintah beliau untuk memukul laut itu… hingga akhirnya, Alloh menjadikan mereka menang dengan sebab satu tongkat! Tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Alloh yang telah menciptakan kemenangan besar hanya dari benda mati. Yang kemudian kemenangan itu kekal dalam sejarah menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.
Pada hari badr… kekasih dan penyejuk mata kita Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam, demi bapak dan ibuku, beliau taburkan segenggam debu di wajah kaum musyrikin, lalu mereka lari kebelakang! Suatu urusan yang tidak masuk akal manusia yang tidak mengenal wahyu. Alloh Yang maha mulia lagi tinggi berfirman,
وَمَا رَمَيتَ إذْ رَمَيْتَ
“bukan kamu yang melempar ketika melempar…” (QS. Al-Anfal: 17)
Di sana ada kekuatan ghoib yang sangat hebat…
وَمَا رَمَيتَ إذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ الله رَمَى
“bukan kamu yang melempar ketika melempar, namun Alloh lah yang melempar.” (QS. Al-Anfal: 17)
Anda harus berbuat meskipun dengan segenggam taburan debu. Perbuatan ini bukanlah sebuah senda gurau dari Nabi Musa ‘alayhis salam dan Nabi Muhammad ‘alayhis sholatu was salam. Namun, perbuatan itu merupakan puncak hidayah, supaya Alloh memperlihatkan kepada makhluq yang dikehendaki-Nya, serta memberinya petunjuk terhadap ma’na-ma’na yang dalam lagi sangat jelas ini.
Kembali lagi pada firman Alloh,
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ
“bersabarlah, sesungguhnya janji Alloh adalah benar (kepastian)” (QS. Ar-Rum: 60)
Jika Anda tidak mendapat petunjuk, bagaimana akan berbuat?
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ
“bersabarlah, sesungguhnya janji Alloh adalah benar (kepastian)” (QS. Ar-Rum: 60)
Perhatikan (lanjutannya)!
ولاَ يَسْتَخِفَنَّكَ الذِينَ لاَ يُوقِنُونَ
“dan janganlah orang-orang yang tidak yakin itu menggelisahkanmu.” (QS. Ar-Rum: 60)
Janganlah mereka menggelisahkanmu, Anda dengar perkataannya kemudian Anda percaya! Atau Anda menjadi terjangkit syubuhat, atau Anda menjadi tergoncong lalu mundur! Atau berpaling! Atau terpukul! Atau bimbang, meskipun sedikit, lalu menjadi orang yang dikomentari Alloh mengenai keadaan mereka,
فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَدُون
“lalu mereka bimbang dalam keraguan mereka…” (QS. At-Taubah: 45)
Lihatlah keadaan yang lain wahai saudaraku…
Tatkala Nabi Alloh, Musa ‘alayhis sholatu was salam dan tentaranya berperang di Palestina, sangat banyak orang-orang yang kalahpun enggan, sayang mereka senantiasa ada di setiap lembaran sejarah dan masa, mereka berkata,
إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا حَتَّى يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإنَّا دَاخِلُونَ * قَالَ رَجُلانِ
“sesungguhnya kami tidak akan memasukinya hingga mereka (musuh) keluar darinya. Maka jika mereka keluar darinya, kami akan masuk. Ada dua orang (saja) yang berkata …” (QS. Al-Maidah: 22-23)
Tentara yang penuh keberanian, orang-orang besar dan para pemimpin, tapi tak ada yang berbicara kecuali hanya dua orang!
مِنَ الذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ الله عَلَيْهِمَا اُدْخُلُوا عَلَيْهِمُ البَاب
“… dari kalangan yang takut (untuk menyelisihi perintah Alloh), Alloh berikan nikmat pada mereka (berupa penjagaan), ‘masuklah lewat pintu itu (untuk menemui) mereka’ …” (QS. Al-Maidah: 23)
Wahai saudaraku, hanya dengan memasuki pintu saja, pergilah, berjalanlah, melangkahlah,
فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ
“… maka jika kalian memasukinya, kalian pasti menang” (QS. Al-Maidah: 23)
Bukan berkata, “jika kalian tembakkan… jika kalian lemparkan tombak” dalam fase yang kuat ini memang harus ada hal itu, tapi datangnya kemenangan bersama dengan langah pertama…
اُدْخُلُوا عَلَيْهِمُ البَاب فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ
“masuklah lewat pintu itu (untuk menemui) mereka, maka jika kalian memasukinya, kalian pasti menang” (QS. Al-Maidah: 23)
Tapi, dengan syarat tawakkal,
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Dan tawakkal-lah hanya pada Alloh lah, jikalau kalian orang-orang yang ber-iman.” (QS. Al-Maidah: 23)
Pembicaraan ini sudah panjang dalam kesempatan kali ini. Tapi, semoga masih dapat kita lanjutkan jika Alloh masih memanjangkan umur kita. Insya Alloh kita masih memiliki pertemuan… pertemuan… dan beberapa pertemuan lagi… insya Alloh dalam pertemuan-pertemuan itu akan kita bahas berbagai permasalahan yang lain. Semoga Alloh memberikan manfaat terhadap apa yang telah kita dengar dan memberikan ilmu yang dapat bermanfaat bagi kita. Saya juga memohon pada Alloh Yang maha mulia lagi tinggi agar menjadikan kita semua dalam golongan orang yang berbicara dan berbuat, bukan menjadikan kita golongan yang berbicara tanpa berbuat, yaitu orang yang amat sangat dibenci oleh Alloh.
يَا أَيُّهَا الذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ * كَبُرَ مَقْتَاً عِنْدَ الله أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat. Amat besar kemurkaan di sisi Alloh (jika) kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat.” (QS. As-Shoff: 2-3)
Apakah kejujuran yang menjadikan Alloh suka dan kedustaan yang menjadikan Alloh benci? Apa yang Alloh katakan?
إِنَّ الله يُحِبُ الذِينَ يُقَاتِلون فِي سَبِيل الله صَفَّاً كَأَنَّهُم بُنْيَان مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berperang di jalan Alloh dengan rapi seakan-akan mereka seperti bangunan yang tertata kokoh” (QS. As-Shoff: 4)
Maka, kejujuran yang menyebabkan Alloh ridho adalah berperang dalam barisan, begitu juga sebaliknya.
فأسأل الله أن يجعلنا وإياكم من أهل هذا الطريق، أسأل الله جل وعلا أن يجعلنا من أصحاب الصبر واليقين، أسأل الله العظيم الذي لا إله غيره الحي القيوم بأسمائه وصفاته وقدرته على كل شيء أن لا يقبضنا حتى يشفيَ صدورنا من أعداء الله، من جنود بوش ومن اليهود ومن النصارى ومن المنافقين ومن العملاء ومن الطواغيت ومن جنودهم، ومن جميع الظالمين الذين يعذبون ويؤذون المؤمنين، اللهم لا تمتنا حتى تشفي صدرونا فيهم، اللهم أرهم ضعفنا قوةً عليهم، وأرنا قوتهم ضعفاً عليهم يا قوي يا عزيز، اللهم إننا واثقون بك كل الثقة أن كيدهم ضعيف، وأن كيدك عظيم، وأنهم يكيدون كيداً وتكيد كيداً، فما أعظم كيدك يا رب العالمين فأنت خير الماكرين
Maka saya memohon pada Alloh agar Dia jadikan kita semua bagian dari golongan yang menempuh jalan ini. Saya memohon pada Alloh Yang maha mulia lagi tinggi agar Dia jadikan kita bagian dari orang-orang yang bersabar dan yaqin. Saya memohon pada Alloh Yang maha agung Yang tidak ada ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Dia, Yang hidup kekal dengan nama-nama, sifat-sifat dan kekuatannya terhadap segala sesuatu, agar tidak menahan kita hingga dada kita sembuh dari (kemarahan) terhadap musuh-musuh Alloh, tentara-tentara Bush, Yahudi, Nashroni, kaum munafiqin, antek-antek (musuh), para thoghut dan tentara-tentara mereka, juga dari semua orang-orang zholim yang menyiksa dan mengganggu orang-orang beriman. Ya Alloh, jangan Engkau matikan kami hingga dada kami sembuh (dari kemarahan) terhadap mereka. Ya Alloh tampakkan kelemahan kami sebagai kekuatan di hadapan mereka, serta tampakkanlah kekuatan mereka sebagai kelemahan di hadapan kami. Wahai Yang maha kuat, wahai Yang maha perkasa. Ya Alloh sesungguhnya kami percaya kepada-Mu dengan sebenar-benarnya bahwa makar mereka itu lemah, bahwa makar-Mu lah yang besar dan bahwa mereka mebuat makar padahal Enkau juga membuat makar. Sedangkan tak ada makar yang lebih besar dari makar-Mu wahai Robb semesta alam. Engkau-lah sebaik-baik pembuat makar…
اللهم حقق آمالنا فيما يرضيك ويسرنا، اللهم أنقذ إخواننا من سجون الطواغيت، اللهم أنقذ مشائخنا من سجون الطواغيت، اللهم اشفِ صدورنا في الطواغيت، اللهم إنَّا نعلم أنهم لا يقدمون ولا يؤخرون، اللهم يا ذا الجلال والإكرام كن لشيخنا المظلوم الشيخ وليد السناني، اللهم كن له وليا ونصيراً، اللهم انصره على من ظلمه، اللهم اثأر له على من بغى عليه، اللهم احفظ أخواتنا المسجونات في الرويس والحائر، اللهم احفظهنَّ يارب العالمين، اللهم احفظ أعراضهن، اللهم احفظ صحتهن، اللهم احفظ دينهن، اللهم عجل فرجهن يا ذا الجلال والإكرام.
Ya Alloh, wujudkanlah cita-cita kami dalam hal yang engkau ridhoi dan mudahkanlah kami. Ya Alloh, bebaskanlah saudara-saudara kami dari penjara-penjara thoghut. Ya Alloh, bebaskanlah syaikh-syaikh kami dari penjara-penjara thoghut. Ya Alloh sembuhkanlah dada kami terhadap para thoghut itu. Ya Alloh, wahai Sang pemilik kemulian, lindungilah syaikh kami yang teraniaya, syaikh Walid as-Sinaniy. Ya Alloh, lindungi dan tolonglah dia. Ya Alloh, tolonglah dia dari orang yang menganiayanya. Ya Alloh, balaslah orang yang berbuat jahat padanya. Ya Alloh jagalah saudari-saudari yang dipenjara di Ruwais dan Hair. Ya Alloh, jagalah saudari-saudari kami itu wahai Robb semesta alam. Ya Alloh, jagalah kehormatan mereka. Ya Alloh, kesehatan mereka. Ya Alloh jagalah Diin mereka. Ya Alloh, percepatlah kebebasan mereka (dari pejara), wahai Sang pemilik kemulian.
اللهم انصر كل من نصر الدين، اللهم انصر كل من نصر الدين، اللهم اخذل كل من خذل الدين.
Ya Alloh, belalah siapa saja yang membela Diin ini. Belalah siapa saja yang membela Diin ini. Ya Alloh, abaikanlah orang yang mengabaikan Diin ini.
Sampai jumpa kembali saudara-saudara tercinta… insya Alloh kami melihat Anda sekalian masih dalam dalam perjumpaan yang akan datang. Maaf atas ucapan yang cukup panjang ini. Semoga Alloh meneguhkan semuanya.
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك
Ya Alloh Yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas Diin-Mu.[4]
——————————————————————————————————————–

[1] Hal ini sama dengan yang penterjemah temukan dalam beberapa kesempatan. Sebagian berkata (kurang lebih), “Jama’ah kami belum siap”. Sebagian berkata (kurang lebih), “Personel kita kurang untuk menandingi mereka”. Sebagian lain berkata (kurang lebih), “Jihad butuh persiapan matang, bukan bom sana, bom sini kemudian lari”. Sebagian lain berkata (kurang lebih), “di Indonesia belum waktunya jihad, baru dalam fase da’wah”. Bahkan ada juga kelompok yang menerbitkan majalah dengan tema “JIHAD PREMATUR”. Wal ‘iyadzu billah…
[2] Dalam tafsir Jalalain diterangkan bahwa Dawud berada dalam barisan pasukan Tholut. Wallohu a’lam… -pen
[3] Dalam tafsir Jalalain dijelaskan bahwa Alloh memberikan kekuasaan terhadap bani Isroil dan Alloh berikan kenabian pada Dawud setelah wafatnya Tholut dan Syamuel. Wallohu a’lam… -pent
[4] Materi ini berasal dari rekaman video. Dalam naskah yang kami peroleh tidak disertakan Tanya jawab di akhir ceramah beliau. Karena, wallohu a’lam, pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan pada beliau memang tidak terjawab disebabkan jawaban yang dibutuhkan cukup panjang.

Senin, 21 November 2011

Pengaruh Sujud Dalam Sholat


Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam ayatNya : “Fasjud waqtarib”, maka hendaklah kamu bersujud dan mendekatkan diri (kepadaNya).

Ternyata seringnya kita sujud dalam keseharian kita dapat mengurangi bahaya akibat pengaruh tegangan listrik yang panas setiap detik, setiap saat tanpa kita sadari kita serap kedalam tubuh kita.

Kita berkomunikasi via HP, telpon, televise, computer, lap top, lampu, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan tenaga listrik tersebut.

Seperti kita ketahui, terlalu banyak berinteraksi dengan alat-alat listrik tersebut, tanpa kita sadari bisa merusak/menyakiti sebahagian kekuatan anggota tubuh kita. Kita akan bisa sering merasa malasan, pusing, dada sesak, dan sebagainya.

Sebenarnya salah satu sebabnya menurut penemuan seorang ahli di Barat sana, akibat seringnya kita berinteraksi dengan yang namanya alat yang berkaitan dengan “Panas”.

Dan penemuan analisis Barat yang notabene non Muslim tersebut menyatakan, bahwa untuk menurunkan ketegangan akibat panas itu salah satu cara yang paling manjur adalah dengan meletakkan kening kita kebawah(maksudnya sujud), dengan berkali-kali.

Sebagaimana kabel listrik dalam sebuah bangunan selalu dihubungkan ketanah, hakikatnya untuk mengurangi ketegangan panas yang disebabkan oleh listrik.

Dan kita ketahui juga bahwa pusatnya bumi ini terletak di kota Mekkah, dan kita ketahui bahwa di Mekkah (Ka’bah) tersebutlah yang paling banyak muslim melakukan aktifitas sujud.

Dan perlu kita ketahui bahwa pusat dari sifat “Dusta” berada di otak. Dan otak kita menurut ahlinya, terbagi kepada empat bagian penting, Bagian depan (lobus frontal) belakang, lobus temporal, lobus parietalis. Masing-masing menjalankan fungsinya tersendiri, dan mereka saling berkaitan dan tugasnya saling menyempurnakan.

Bagian depan dari otak kita tersebut bertanggung jawab atas tingkah laku dan lisan/lidahnya. Dan otak bagian depan inipun terdiri dari beberapa bagian, dan memiliki tugas masing-masing pula. Terdiri dari lima bagian dan bagian dekat kulit kening manusia, yang terletak setelah lapisan kulit kening kita inilah yang bertanggung jawab atas pembentuan sifat kepribadian manusia dalam hal “membedakan” (Tamyiiz), itu sebabnya, apabila seseorang terluka bagian kening ini, ia akan kehilangan salah satu fungsi tubuhnya, yakni “membedakan”, kalau telah rusak bagian ini, biasanya daya tangkapnya sangat lemah, juga tingkah lakunya yang kurang normal, atau bahkan abnormal.

Dalam AlQuran disebutkan: ”Kalla lainlam yantahi lanasfaambinnaasyiyah, Naasyiyatinkaadzibatin khaatiatin” (Q.S Al ‘Alaq 15-16) (Ketahuilah, jika dia tidak berhenti dari perbuatan itu(mendustakan, dan berpaling), niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” (diambil dari terjemahan Depag)

“Annashiyah dalam bahasa Arab artinya “Kening yang berada dipaling atas(ubun-ubun). Karena itulah para ulama terdahulu sering bertanya-tanya, kenapa sifat dusta dan durhaka ini disebutkan dalam kalimat Annashiyah ini, atau kalimat naashiyah ini disebutkan kata yang dua ini, “kaadzibatin khaatiatin”(dusta dan berbuat salah)?

Pakar dari Brithania (Inggris) pada abad kedua puluh menemukan jawabannya, karena dibahagian inilah yang bertugas mengatur tingkah laku, kepribadian manusia, disana juga diatur sifat benar, dusta dan lainnya.

MasyaAllah, kalau kita fikir-fikir, apakah mungkin ulama dahulu dapat membongkar rahasia dari kalamullah surah Al ‘Alaq diatas tanpa peralatan canggih(elektronik?). dan kenapa setelah belasan abad baru dapat diketahui rahasianya? Ini menandakan, bahwa memang AlQuran adalah kalamullah, bukan perkataan seorang Nabi Muhammad al Ummy. Dan ini membuktikan akan kebenaran agama Islam.

Allahu ta’ala A’lam
sumber : pengaruh sujud dalam solat/naimar/

Jumat, 04 November 2011

HUBUNGAN KA'BAH DENGAN KIAMAT

Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk manusia beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi manusia. (QS. Ali Imran: 96)

Kita mungkin pernah bertanya kenapa harus solat menghadap Kiblat, juga kenapa harus ada Ibadah Thawaf, Ini juga sering jadi perenungan manusia, seperti ini :

1. Ketika mempelajari Kaidah Tangan Kanan (Hukum Alam), bahwa putaran energi kalau bergerak berlawanan dengan arah jarum jam, maka arah energi akan naik ke atas akan naik ke atas. Arah ditunjukkan arah 4 jari, dan arah ke atas ditunjukkan oleh Arah Jempol.
2. Dengan pola ibadah thawaf dimana bergerak dengan jalan berputar harus berlawanan jarum jam, ini menimbulkan pertanyaan, kenapa tidak boleh terbalik arah, searah jarum jam misalnya.
3. Kenapa Solat harus menghadap Kiblat, termasuk dianjurkan berdoa dan pemakaman menghadap Kiblat
4. Kenapa Solat Di Masjidil Haram menurut Hadist nilainya 100.000 kali dari di tempat sendiri.
5. Singgasana Tuhan ada di Langit Tertinggi


Perenungan Sintesa :

1. Energi Solat dan Doa dari individu atau jamaah seluruh dunia terkumpul dan terakumulasi di Kabah setiap saat, karena Bumi berputar sehingga solat dari seluruh Dunia tidak terhenti dalam 24 jam, misal orang Bandung solat Dzuhur, beberapa menit kemudian orang Jakarta Dzuhur, beberapa menit kemudian Serang Dzuhur, Lampung dan seterusnya. Belum selesai Dzuhur di India Pakistan, di Makasar sudah mulai Ashar dan seterusnya. Pada saat Dzuhur di Jakarta di London Sholat Subuh dan seterusnya 24 jam setiap hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya.

2. Energi yang terakumulasi, berlapis dan bertumpuk akan diputar dengan generator orang-orang yang bertawaf yang berputar secara berlawanan arah jarum jam yang dilakukan jamaah Makah sekitarnya dan Jamaah Umroh / Haji yang dalam 1 hari tidak ditentukan waktunya.

3. Maka menurut implikasi hukum Kaidah Tangan Kanan bahwa Energi yang terkumpul akan diputar dengan Tawaf dan hasilnya kumpulan energi tadi arahnya akan ke atas MENUJU LANGIT. Jadi Sedikit terjawab bahwa energi itu tidak berhenti di Kabah namun semuanya naik ke Langit. Sebagai satu cerobong yang di mulai dari Kabah. Menuju Langit mana atau koordinat mana itu masih belum nyampe pikiran saya. Yang jelas pasti Tuhan telah membuat saluran agar solat dan doa dalam bentuk energi tadi agar sampai Ke Hadirat Nya. Jadi selama 24 Jam sehari terpancar cerobong Energi yang terfokus naik ke atas Langit. Selamanya sampai tidak ada manusia yang solat dan tawaf (kiamat?).


Kesimpulan
1. Solat dan Doa, diyakini akan sampai ke langit menuju Singgasana Tuhan selama memenuhi kira-kira persyaratan uraian di atas dengan sintesa (gabungan/Ekstrasi) renungan hukum agama dan hukum alam, karena dua-duanya ciptaan Tuhan juga. Jadi hendaknya ilmuwan dan agamawan bersinergi/ saling mendukung untuk mencapai kemaslahatan yang lebih luas dan pemahaman agama yang dapat diterima lahir batin

2. Memantapkan kita dalam beribadah solat khususnya dan menggiatkan diri untuk selalu on-line 24 jam dengan Tuhan, sehingga jiwa akan selalu terjaga dan membuahkan segala jenis kebaikan yang dilakukan dengan senang hati (iklas).

3. Terjawablah jika sholat itu tidak menyembah batu (Kabah) seperti yang dituduhkan kaum orientalis, tapi menggunakan perangkat alam untuk menyatukan energi solat dan doa untuk mencapai Tuhan dengan upaya natural manusia.

4. Tuhan Maha Pandai, Maha Besar dan Maha Segalanya

Ini sekedar renungan dan analisa , semoga saja mampu memotivasi kita dan para Pakar untuk memicu pemikiran, penelitian lebih dalam untuk lebih mempertebal keimanan dan menjadi saksi bahwa Tuhan menciptakan semesta dengan penuh kesempurnaan tidak dengan main-main (asal jadi) sehingga makin yakin dan cinta pada Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin renungan ini berlebihan dan berfantasi, tapi sedikitnya ini pendekatan yang mampu menjawab pertanyaan sebagaimana di atas dan tidak bertentangan dengan Kitab Suci dan Hadist bahkan mendukungnya. Semoga bermanfaat...

Ramalan Untuk Memastikan Bahwa Ka'bah Dan Kiamat hanya Allah Yang Tahu :
1. Ka'bah Akan Hancur Dengan Sendirinya (Terbukti dengan ditenggelamkannya satu pasukan yang akan menyerang ka'bah suatu hari nanti)
2. Jika Pusat Bumi Bergeser Akan Banyak Kekacauan (seperti Musim Yang tidak Mengenal waktu)
3. Kiamat Akan Cepat Terjadi Jika Sholat Sudah Ditinggalkan
4. Anda Pasti Juga pernah mendengar jika Siapa Yang Meninggalkan sholat berarti telah merobohkan Agama.
5. Untuk selain Islam, kapan kapan akan kita kupas, bagaimana kemampuan Pentium 2 dan pentium 4 sungguh berbeda, bagaimana petunjuk Allah Disempurnakan dari umat Ibrahim, Musa hingga Muhammad saw, Nabi Isa menyempurnakan Taurat dengan Injil, Dan Muhammad menyempurnakan keduanya Dengan Al Qur'an

   www.dikutip.com
Copyright © 2011 Creative Globalindo Group - All rights reserved

Minggu, 09 Oktober 2011

Resistor

Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan listrik di antara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:
\begin{align}V&=IR\\
I&=\frac{V}{R}\end{align}
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, resistor harus cukup besar secara fisik agar tidak menjadi terlalu panas saat memboroskan daya.
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode warna dari harganya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi lembab, bahang dari solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi yang tak dapat dikembalikan.
Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih.
Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.

[sunting] Film karbon

Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan resistansi yang lebar[1]. Resistor film karbon memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C. Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu di antara -55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan kerja maksimum 200 hingga 600 v[2].

[sunting] Film logam

Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus setebal beberapa mikrometer.
Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik. Salah satu parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah koefisien temperatur dari resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah. Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C, desah -42dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi 0.5pF[3].

[sunting] Penandaan resistor

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.

[sunting] Identifikasi empat pita

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Warna Pita pertama Pita kedua Pita ketiga
(pengali)
Pita keempat
(toleransi)
Pita kelima
(koefisien suhu)
Hitam 0 0 × 100

Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm
Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm
Oranye 3 3 × 103
15 ppm
Kuning 4 4 × 104
25 ppm
Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)
Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)
Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)
Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)
Putih 9 9 × 109

Emas

× 10-1 ± 5% (J)
Perak

× 10-2 ± 10% (K)
Kosong


± 20% (M)

[sunting] Identifikasi lima pita

Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.

[sunting] Resistor pasang-permukaan


Gambar ini menunjukan empat resistor pasang permukaan (komponen pada kiri atas adalah kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor nol ohm sering digunakan daripada lompatan kawat sehingga dapat dipasang dengan mesin pemasang resistor.
Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang mirip dengan kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit, dua pertama menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol). Contoh:
"334" = 33 × 10.000 ohm = 330 KOhm
"222" = 22 × 100 ohm = 2,2 KOhm
"473" = 47 × 1,000 ohm = 47 KOhm
"105" = 10 × 100,000 ohm = 1 MOhm
Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh:
"100" = 10 × 1 ohm = 10 ohm
"220" = 22 × 1 ohm = 22 ohm
Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah kebingungan.
Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik desimal. Contoh:
"4R7" = 4.7 ohm
"0R22" = 0.22 ohm
"0R01" = 0.01 ohm
Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh:
"1001" = 100 × 10 ohm = 1 kohm
"4992" = 499 × 100 ohm = 49,9 kohm
"1000" = 100 × 1 ohm = 100 ohm
"000" dan "0000" kadang-kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm
Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.

[sunting] Penandaan tipe industri

Format:
XX YYYZ
[4]
  • X: kode tipe
  • Y: nilai resistansi
  • Z: toleransi
Kode Tipe Rating Daya (Watt) Teknik MIL-R-11 Teknik MIL-R-39008
Rating Daya pada 70 °C
BB RC05 RCR05
CB ¼ RC07 RCR07
EB ½ RC20 RCR20
GB 1 RC32 RCR32
HB 2 RC42 RCR42
GM 3 - -
HM 4 - -
Toleransi Teknik Industri Teknik MIL
Kode Toleransi
±5% 5 J
±20% 2 M
±10% 1 K
±2% - G
±1% - F
±0.5% - D
±0.25% - C
±0.1% - B
Rentang suhu operasional membedakan komponen kelas komersil, kelas industri dan kelas militer.
  • Kelas komersil: 0 °C hingga 70 °C
  • Kelas industri: −40 °C hingga 85 °C (seringkali −25 °C hingga 85 °C
  • sumber : WIKIPEDIA